Sewaktu
aku kecil, aku selalu mencari ibu di kala teman-teman menyakitiku dan ibu
berkata, “Sudahlah nak, tidak mengapa. Besok kamu dan dia akan berteman lagi.”
Sewaktu
aku remaja, aku selalu mencari ibu kala teman-temanku mengejek, “Wajahmu jelek
dan kamu tidak punya apa-apa.” Ibu pun berkata, ”Sudahlah nak, tidak mengapa.
Kamu adalah gadis di mata ibu karena kamu gadis yang baik.”
Sewaktu
aku beranjak dewasa, aku selalu mencari ibu kala tugas akhir tak selesai-selesai
dan ibu berkata, ”Sudahlah nak. Kerjakan dengan sungguh-sungguh. Ibu akan turut
mendoakan. Semoga hasilnya baik ya.”
Sewaktu
aku telah menikah, aku selalu mencari ibu kala buah hati tak kunjung datang, ibu
selalu membesarkan hatiku dan selalu berkata, ”Sabarlah nak, Allah Mahatahu kapan
waktu yang tepat memberimu anak. Berdoalah dan berusahalah. Jangan berputus asa
dari rahmat Allah. Ibu akan turut mendoakan engkau segera mengandung ya.”
Bu, doa
ibu semuanya terkabul. Aku tumbuh jadi seorang wanita,seorang istri,dan seorang
ibu.
Bu, di kala jauh darimu, aku baru benar-benar merasa betapa berat dan mulianya
tugas seorang ibu.
Bu, tak
jarang aku ingin berlari dan segera memelukmu kala begitu banyak persoalan
hidup menghimpitmu.
Bu, aku ingin menangis di pangkuanmu.
::
penggalan isi buku kekuatan Doa ibu ::
hampir
semua bagian dari penggalan tersebut sedang merasuki pikiran ini, dan sungguh ini mirip dengan apa yang di alami oleh kakak perempuan ane, sehingga ane dan kakak perempuan ane pun hanya ingin berkata “IBU,AKU INGIN MENANGIS DI PANGKUANMU”
Posted by
08.46
and have
, Published at